Kamis, 31 Mei 2012

LADSIM (Ladder Logic Simulator)

Ladsim adalah sebuah software atau perangkat lunak yng digunakan untuk mensimulasikan bahasa pemograman Ladder diagram pada PLC (Programmable Logic Controller).

Interface utama aplikasi LADSIM
Tabel simbol

Contact : inputan yang mengandung sumber yang dibutuhkan oleh keluaran atau inputan
Coil : output yang menerima sumber dari input atau contact
Box : lembar kerja untuk membuat program ladder
Branch : percabangan yang berada pada output atau input
 

Debugging Simulator
Tampilan debugging simulator


Fungsi bagian-bagian :
  1. Inputs : untuk mengaktifkan tombol-tombol yang berperan sebagai input, bisa berupa sensor
  2. Outputs : keluaran dari input, yaitu reaksi ketika control input diaktifkan
  3. Timers : program untuk menghitung waktu secara mundur ataupun maju untuk mengubah posisi output ataupun input
a.      T1,T2,...: alamat diagram ladder
b.     Pre: waktu yang telah ditetapkan dalam control ladder
c.     Acc: menunjukkan detik berjalan yang sedang disimulasikan sampai waktu yang ditetapkan pada preset
d.      DN: bila ada tanda “X”, berarti waktu sudah selesai dijalankan
     4. Counters : penghitung jumlah pengulangan
a.       C1,C2,... : alamat counter pada diagram ladder
b.      Pre: pengulangan yang telah ditetapkan dalam counter ladder
c.  Acc: menunjukkan pengulangan yang sedang berjalan pada simulasi sampai jumlah yang ditentukan pada preset
d.      UP: menghitung jumlah pengulangan dari kecil ke besar
e.      DN: menghitung jumlah pengulangan dari besar ke kecil
           5.       Flags : memberi tanda pada cotroller

Contoh Kasus

Kasus pertama : menghidupkan dan mematikan lampu dengan dua tombol, tombol 1 untuk START dan tombol 2 untuk STOP
Jawab : terdapat 2 inputan yaitu tombol 1 dan tombol 2 sedangkan outputnya adalah lampu
Tombol 1 : IP0 (Normally Open)
Tombol 2 : IP1 (Normally Close)
Lampu     : OP0 (Normally Open)
  • Kontak Normally Open (NO) : saat koil dalam posisi tidak dialiri arus listrik, maka kontak dalam posisi terbuka (open, OFF) dan saat koil diberikan arus listrik maka kontak dalam kondisi menutup (ON)
  • Kontak Normally Close (NC) : merupakan kebalikan dari kontak NO
Jika IP0 (Tombol 1) ditekan maka OP0 (Lampu) akan menyala



Jika IP1 (Tombol 2) ditekan maka OP0 (Lampu) akan mati

Ladder logic
Kasus kedua : sebuah lampu berkedip selama selang waktu 3 detik, 2 detik lampu hidup dan 1 detik lampu padam dan demikian seterusnya. Tombol 1 adalah tombol START dan tombol 2 adalah tombol STOP.
Jawab: terdapat 2 inputan, yaitu tombol 1 dan tombol 2. Outputnya yaitu sebuah lampu.
Tombol 1 : IP0 (Normally Open)
Tombol 2 : IP1 (Normally Close)
Lampu     : OP0 (Normally Open)
  • Time preset : waktu yang telah diterapkan dalam suatu program simulasi
  • Time aktual : visualisasi perhitungan waktu yang sedang disimulasikan sampai menunjukkan waktu yang telah ditetapkan dalam time preset



Jika IP0 (Tombol 1) ditekan maka OP0 (Lampu) akan menyala selama 1 detik dan mati selama 1 detik





Kasus ketiga : terdapat tiga lampu, apabila salah satu lampu dihidupkan maka lampu yang lain tidak dapat dihidupkan (lampu lomba)
Jawab:

Sumber : modul lab fisika dasar IT Telkom

PLC


PLC (Programable Logic Controller)  merupakan sistem kontrol yang berdasarkan CPU yang menggunakan perangkat keras dan memori untuk mengendalikan proses. Kontrol jenis ini didesain untuk menggantika hardware relay dan timer logic. PLC menyediakan kemudahan pengendalian berdasarkan pemrograman dan pelaksanaan instruksi logic yang sederhana. PLC mempunyai fungsi intenal seperti timer, counter dan shift register sehingga kontrol yang rumit dapat diwujudkan dengan sesederhana mungkin. Pemasaran PLC dengan harga rendah didominasi oleh perusahaan – perusahaan dari Jepang seperti Mitsubishi, Omron, Toshiba.


Keuntungan dari penggunaan PLC:


  1. Kemampuan bekerja pada lingkungan yang keras, dapat beroperasi normal dalam beberapa kondisi suhu, kelembaban, fluktuasi tegangan  dan noise.
  2. Kehandalan yang tinggi dibandingkan sistem kovensional
  3. Sesuai untuk kontrol mesin pada sistem otomatisasi pabrik
  4. Standarisasi pada kontrol hardware
  5. Pembiayaan rendah, dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan aplikasi yang luas. 
  6. Perawatan yang mudah, indikator input dan output memungkinkan trouble shooting sistem lebih cepat dan mudah. Konfigurasi output bertipe relay Plug-in.
  7. Waktu penerapan yang lebih singkat
  8. Perubahan yang mudah tanpa biaya tambahan
  9.  Biaya proyek dapat dikalkulasi secara akurat
  10. Ukuran yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah.
  11. Waktu pelatihan yang lebih singkat
  12. Fleksibilitas dicapai dari software
  13. Dapat diterapkan tidak hanya pada kontrol sekuensial dan pengolahan paralel tetapi untuk segala bidang kebutuhan kontrol dari mesin tunggal sampai sistem otomatisasi pabrik.

Komponen Penyusun PLC :

1. Unit CPU (Central Processing Unit)

Merupakan bagian yang berfungsi sebagai otak bagi sistem. CPU berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan sesuai dengan program yang telah tersimpan, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal kontrol ke output interface. 


2. Unit Memori

Unit memori ini sendiri dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu:

  • Volatile Memory, adalah suatu memori yang apabila sumber tegangannya dilepas maka data yang tersimpan akan hilang. Karena itu memori jenis ini bukanlah media penyimpanan permanen. Ada beberapa jenis memori volatil yaitu RAM (Random Access Memory), SRAM (Static RAM)dan DRAM (Dynamics RAM).
  • Non-Volatile Memory, suatu memori yang meski sumber tegangan dilepas data yang tersimpan tidak akan hilang. Salah satu jenis memori ini adalah ROM (Read Only Memory). Memori jenis ini hanya dapat dibaca saja dan tidak dapat di tambah ataupun dirubah. Isi dari ROM berasal dari pabrik pembuatnya yang berupa sistem operasi dan terdiri dari program-program pokok yang diperlukan oleh sistem PLC. Untuk mengubah isi dari ROM maka diperlukan memori jenis : EPROM (Erasable Programmable ROM) yang dapat dihapus dengan mengekspos chip pada cahaya ultra violet pekat.

3. Unit Power Supply

Unit power supply atau unit catu daya diperlukan untuk mengkonversi tegangan masukan AC (220Volt ~ 50Hz) atau DC (24Volt) sumber menjadi tegangan rendah DC 5 Volt yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian dala input/outpur interface. Kegagalan dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat menyebabkan kegagalan operasi PLC. Untuk itu  diperlukan adanya baterai cadangan dengan tujuan agar pada saat voltage=dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.


4. Unit Programmer

Komponen programmer merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC. Programmer mempunyai beberapa fungsi yaitu :

  • RUN, untuk mengendalikan suatu proses saat program dalam keadaan aktif.
  • OFF, untuk mematikan PLC sehingga program dibuat tidak dapat dijalankan. 
  • MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi dalam PLC
  • PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana programmer/ monitor digunakan untuk membuat suatu program.

5. Unit Input/Output

Unit Input/output menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem dengan dunia luar, memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan/koneksi antara perangkat-perangkat input, semisal sensor, dengan perangkat output, semisal motor dan selenoida, melalui kanal-kanal input/output. Demikian pula, melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program. Setiap titik input/output memiliki sebuah alamat unik yang dapat digunakan oleh CPU.



Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus. Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :

  1. Kontrol Sekensial : PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC 270 menjaga agar semua step/langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
  2. Monitoring Plan : PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator. 
Adapun aplikasi dari PLC adalah :

  •  Konveyor.
  • Produk Counting.
  • Produk Handling.
  • Mesin Bottle Blowing.
  • Steamer/ Oven Temperatur Control.
  • Material Mixing.
  • Elevator.
  • Lift/Escalator.
  • Mesin Lathe.
  • Lighting Control.
  • Traffic Light.

Fungsi khusus itu antara lain :

  1. Mudah diprogram dan dapat diprogram ulang pada peralatan
  2. Menggunakan bahasa pemrograman yang mudah dipahami
  3. Level sinyal dan hubungan input output standar
  4. Tahan terhadap getaran dan noise

  
Video training PLC


Sumber : ekowahyono fahmizaleeits ndoware

Rabu, 30 Mei 2012

7 Wastes


      1.       Over production
Produksi berlebihan mempunyai banyak kerugian yaitu rugi material, biaya produksi , biaya tenaga kerja, inventory. Solusi agar tidak terjadi kelebihan produksi yaitu dengan membuat satu jenis barang dengan jumlah yang lebih banyak dari kebutuhan saat ini dengan membuat waktu set-up mesin secepat mungkin dan membuat jadwal produksi campur merata.

      2.       Unnecessary inventory
Persediaan membuat perusahaan harus menginvestasikan lebih banyak modal. Persediaan dapat membuat load time menjadi lebih panjang, barang menjadi kadaluarsa, barang rusak, peningkatan biaya transportasi, dan ketidakseimbangan produksi. Persediaan juga membutuhkan  lebih banyak ruang untuk penyimpanan, menyediakan waktu kerja tambahan untuk penataan dan juga penanganan barang.

Solusi yang memungkinkan untuk diterapkan yaitu :
a.    Diusahakan tidak memasukkan bahan baku atau material dalam jumlah yang besar ke dalam pabrik dengan cara pengiriman dicicil. Tidak memproduksi barang yang tidak diinginkan oleh proses berikutnya.
b.  Membuat produk dalam lot-lot yang kecil sehingga jika suatu saat terdapat perubahan plan yang mendadak tidak menimbulkan loss yang besar. 

      3.       Waiting time
Hal ini dapat terjadi karena produksi kurang lancar di stasiun kerja sebelumnya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memproses barang. Buffer stock dalam jumlah cukup banyak antara dua stasiun untuk menjamin setiap operator tidak menunggu namun hal ini dapat menyebabkan masalah. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan memperkuat preventive maintenance apabila masalahnya mesin atau line balancing apabila masalahnya waktu kerja yang tidak sinkron antara stasiun kerja. Penanganannya juga dapat dilakukan dengan menghubungkan antar proses agar pasokan secara langsung dipakai ke dalam proses berikutnya.

      4.       Unnecessary motion
Gerakan yang tidak bernilai tambah yaitu meraih, mencari, menumpuk, berjalan. Mengangkat dan memindahkan mesin dimana pergerakannya bisa dikurangi dengan membuat komponen-komponen atau peralatan yang lebih dekat ke tempat penggunaannya atau bahkan bisa menghilangkan pergerakan dengan menggunakan sistem seluncur atau menggunakan ban berjalan. Berjalan yang merupakan pemborosan gerakan dapat diminimalisir dengan mendekatkan mesin.

      5.       Transportation
Pilihan paling umum untuk meminimalkan kegiatan transportasi adalah membuat layout yang  padat dengan menggunakan ruang yang juga  seminimal mungkin. Bila alur proses sering berubah, tempatkan mesin-mesin dalam format U daripada format memanjang atau dengan mengatur layout mesin anda menjadi product based. Menempatkan tool-tool yang diperlukan mesin sedekat mungkin juga dapat meminimalisir transportasi.

      6.       Defect
Dengan adanya barang reject akan mengakibatkan kerugian material, waktu kerja, overhead cost. Apabila dilakukan rework, tetap akan mendapatkan kerugian waktu kerja dan overhead cost. Agar tidak menghasilkan barang reject yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan kontrol produksi dengan baik, mempunyai operator yang mempunyai komitmen untuk membuat barang bagus, menciptakan suasana kerja sedemikian sehingga operator merasa bahwa mutu adalah hal yang sangat penting. Pada pabrik besar yang dengan mesin-mesin otomatis yang bisa menghasilkan produk dalam waktu singkat harus ada sistem yang otomatis juga dalam mengidentifikasi cacat atau kegagalan produk. Pencegahan yang paling efektif terhadap produk cacat dan kegagalan produk ini adalah dengan melibatkan karyawan dalam melakukan perbaikan proses yang berkesinambungan. Partisipasi karyawan sangatlah besar dalam mengurangi cacat di proses kerja. 

      7.       Processing

Pemrosesan yang dilakukan secara berlebihan dapat mengakibatkan kegiatan produksi tidak efisien akibat alat gerakan buruk. Contoh lain pada suatu barang, aspek-aspek pengecatan, pelapisan, atau proses pengencangan baut seharusnya tidak diperlukan lagi dalam pembuatan produk yang diinginkan. Pada operasional mesin bor bisa dipermudah dengan memasang silinder atau rantai otomatis. Penggunaan perlengkapan dengan tingkat akurasi tinggi dan mahal padahal sebenarnya cukup dengan alat yang lebih sederhana. Toyota terkenal dengan penggunaan peralatan otomatisasi berbiaya rendah digabungkan dengan manajemen bebas perawatan, bahkan sering menggunakan mesin yang lebih tua, investasi yang minim, perlengkapan yang lebih fleksibel, cellular manufacturing, dan menggabungkan setiap langkah-langkah secara signifikan yang akan mengurangi pemborosan proses yang tidak dibutuhkan.

 Sumber : ibrosys lemandore